Bruk,, terdengar suara keras dari dalam kamar Meysa Andara atau yang biasa dipanggil Meysa. Semua anggota keluarga yang saat itu sedang ada diruang tengah kaget.
“Suara apa itu? Terdengar dari kamar kak Meysa!” kata Ayunda Andira adik Meysa
“Iya dek! Itu dari kamar kak Meysa! Kita kesana yuk!” Ajak Seita Andrea kakak kedua Ayu
Mereka hanya tinggal bertiga didalam rumah itu. Ayah mereka untuk sementara tinggal diluar negeri untuk bekerja memenuhi kebutuhan pokok mereka semua. Sedangkan ibu mereka meninggal sesaat setelah melahirkan Ayu dirumah sakit.
“Kak Mey, ada apa? Kog barusan dede denger suara yang keras?” kata Dira
“Iya dek? Kamu kenapa? Buka donk!” yang akan mendobrak pintu
Bruk, pintu terbuka dengan cara dipaksa. Dira dan Seita tidak menemukan Meysa di kamarnya. Mereka mencari Meysa di seisi kamar. Saat Dira membuka kamar mandi, Dira menemukan Meysa jatuh dikamar mandi. Mereka akhirnya membawa Meysa ke tempat tidur Meysa. Seita mencoba menelpon Afsar tunangan Seita yang mempunyai pekerjaan sebagai dokter. Tak lama kemudian Afsar tiba didepan rumah mereka, dia langsung memeriksa Meysa yang saat itu masih terbaring pingsan ditempat tidur.
“Gimana kak? Kak Meysa kenapa?” kata Dira ingin tahu
“Dia gak kenapa-kenapa kok Dir, mungkin dia kecapean ajah” jawab Afsar
“Syukur dech” Dira sambil mencium kening Meysa
“Oh ya Sei, aku mau bicara denganmu bentar, dan Dira tolong jaga bentar ya” kata Afsar
Afsar keluar dari kamar dan Seita langsung menyusul Afsar. Seita pergi ke dapur untuk mengambil minuman untuk tunangannya itu. Sedangkan Afsar sendiri menunggu di taman belakang rumah.
“Nich minum dulu!” kata Seita lembut
“Iya makasih” sambil meminumnya
“Trus kenapa kamu ingin bicara denganku? Apa yang akan kamu bicarakan?”
“Tentang Meysa dan Dira!”
“Kenapa dengan mereka? Apa penyakit Meysa semakin parah?”
Meysa anak kedua dari tiga bersaudara, dia mempunyai penyakit yang dia bawa sejak kecil yaitu lemah jantung, sedangkan Dira tidak mengetahuinya. Semua merahasiakan penyakit Meysa kepada Dira karena sangat menyayangi Meysa. Dira tidak pernah seperti ini selain bersama Meysa termasuk juga dengan Sita. Dira mempunyai pengalaman buruk yang membuatnya tidak bisa terbuka bersama orang lain kecuali Meysa. Dira merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara itu, Dira tidak pernah melihat ibunya karena ibunya meninggal sesaat melahirkan Dira. Saat ini Dira duduk di bangku SMP kelas 2, sedangkan Meysa dia duduk di bangku SMA kelas 3 kalau Seita dia saat ini menunggu gelar sarjana hukum dari Universitasnya.
Keesokan harinya Meysa mengajak Dira untuk berangkat sekolah bareng dengan menaiki mobil yang dibelikan oleh papanya.
“Dira! Ayo cepatan! Mba’ ntar telat loh!”
“Iya mba’ bentar ma mba’ Seita belum boleh berangkat sebelum makannya habis”
“Huh, cepatan dech”
Akhirnya mereka berangkat setelah berpamitan dengan Seita. Pada malam harinya setelah Meysa sadar Seita meminta kedua adiknya untuk menghadiri wisudanya seminggu lagi di Universitasnya.
Keizoku-tekina
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar